Ketika datang ke toko, mall, atau pusat perbelanjaan, apakah Anda pernah didatangi seorang sales yang menawarkan produk secara terang-terangan? Bahkan ketika Anda menolaknya pun, sales tersebut tidak segera mundur, malah mengikuti Anda sambil memberikan brosur untuk dibaca. Hal ini termasuk contoh hard selling. Para sales tersebut sudah dilatih oleh perusahaannya untuk menjalankan strategi pemasaran hard selling sebagai cara menawarkan produk ke konsumen.
Lantas, apa itu hard selling? Apa tujuan dan kelebihan kekurangannya? Adakah contoh hard selling yang lain? Temukan jawabannya berikut ini.
Sebelum membahas lebih jauh, perlunya untuk Anda mengetahui pengertian dari hard selling. Hard selling merupakan teknik penjualan yang membuat calon pelanggan tertarik dalam melakukan pembelian. Metode penjualan tersebut dilakukan dengan cara terbuka dan menggunakan kata-kata yang dapat memicu transaksi pembelian dalam waktu yang cepat.
Berdasarkan pengertian dan contoh hard selling yang disebutkan sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa tujuan dari hard selling adalah agar calon konsumen terdorong untuk langsung melakukan transaksi. Untuk itu, tak heran bila sales atau penjual memaksa calon konsumen untuk melakukan pembelian meskipun sudah mengatakan tidak. Pada umumnya, penjual akan berhenti memaksa apabila konsumen sudah mengatakan tidak lebih dari satu kali.
Sebelum mengetahui contoh hard selling lainnya, ketahui kelebihan dan kekurangan dari teknik penjualan satu ini.
Hard selling akan menguntungkan konsumen jika produk yang ditawarkan memang memberikan banyak manfaat untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, hard selling membuat kinerja penjual menjadi lebih efektif untuk meningkatkan penjualan karena penjual fokus berjualan di tempat pada saat itu juga.
Memang hard selling dilakukan untuk meningkatkan penjualan, akan tetapi tidak sedikit orang yang merasa bahwa cara penjualan dengan hard selling akan membuat para konsumen akan menjauh karena terlalu agresif atau juga dapat menimbulkan dampak brand image yang negatif. Apabila konsumen sudah merasa tidak nyaman dan risih terhadap penjual tersebut maka yang pertama kali dilihatnya adalah merk perusahaan tersebut pada pakaian penjual. Hal tersebut akan membuat nama dari brand akan negatif dan dihindari oleh banyak orang.
Selain itu, jika produk yang sudah dijelaskan ternyata tidak sesuai ekspektasi konsumen maka mereka akan kecewa. Hal ini akan membuat konsumen menyampaikan testimoni negatif kepada konsumen lainnya sehingga dalam waktu jangka panjang akan membuat popularitas bisnis menurun.
Contoh hard selling yang mungkin sering kali Anda temui di marketplace atau tempat-tempat, misalnya ingin membeli komputer dan penjual akan mengikuti sembari mengatakan bahwa produk tersebut limited edition. Sering kali kata yang digunakan untuk hard selling adalah “Ini salah satu tipe terbaru dan paling bagus, untuk hari ini saja kami akan memberikan diskon yang besar untuk kakak” atau “Produk ini hanya diskonnya hari ini dan besok harganya akan naik kembali”. Kadang kala omongan tersebut bohong, hanya agar pembeli harus membeli produk tersebut hari ini.
Contoh hard selling lainnya ketika penjual sering mengikuti Anda ketika berbelanja pakaian sembari menjelaskan informasi terkait produknya. Hal tersebut tentu akan sangat membuat risih, bukan? Secara tidak langsung mereka juga akan mendesak Anda untuk melakukan pembelian terkait produknya.
Demikianlah informasi lengkap seputar hard selling, dari pengertian, tujuan, kelebihan kekurangan, sampai contoh hard selling yang sering kali Anda temui pada pusat perbelanjaan. Untuk artikel lainnya seputar penjualan dan pemasaran, bisa Anda temukan di berbagai Cerita Creata.
Baca juga: Pahami 4 Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Meski hard selling ditemukan di pusat perbelanjaan, namun dikarenakan kini teknologi sudah berkembang maka sudah jarang yang menggunakan teknik hard selling dan beralih pada dunia digital atau melakukan pengiklanan pada sosial media, seperti Facebook Ads, Tiktok Ads, Google Ads, dan lainnya.
Baca juga: Pelajari 5 Perbedaan Pemasaran Online dan Offline
Jika bisnis Anda ingin dikembangkan di dunia digital dan ingin memasarkan secara digital, namun masih bingung bagaimana caranya, Creata bisa menjadi solusinya. Digital agency berpengalaman sejak tahun 2013 ini memiliki layanan digital marketing yang bisa bisnis Anda coba, mulai dari social media ads, SEO untuk meningkatkan brand awareness, hingga SEM untuk beriklan di pencarian Google. Ada pula layanan pembuatan berbagai jenis website bagi Anda yang belum memiliki web. Segera konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dan Creata akan mewujudkannya! Klik di sini untuk menghubungi Tim Creata!
All Rights Reserved | Creata.id